A. Latar Belakang Masalah
Terobosan
teknologi dari waktu ke waktu telah memfasilitasi kehidupan sehari-hari kita.
Ini adalah ilmu dan teknologi yang telah memungkinkan untuk wilayah besar
dunia. Khususnya, media elektronik seperti komputer, email internet,
dan media interaktif lainnya dapat membantu untuk
mengetahui dunia ini lebih dekat. Kini, komputer
telah terisi dengan informasi tak terbatas tiap jenis di seluruh dunia.
Dunia
menandai dekade 1980-an sebagai dekade Personal Computer (PC). Meskipun
informasi itu telah digitalisasi melalui teleteks dan videotex, selama dekade
1970-an, penggunaan internet hanya muncul pada 1990-an setelah Tim Berners-Lee
merancang coding yang dibuat Dunia Web Luas (www)
yang memungkinkan global terhubung dengan modul
informasi kepada pengguna. Penggunaan komputer
menjadi lebih luas setelah inovasi World
Wide Web. Dengan adanya inovasi World Wide Web, pengguna komputer dapat mengunjungi semua lokasi dalam
beberapa menit dan dapat mengumpulkan informasi pada layar. Dengan kursor, pengguna dapat mengarungi berbagai situs dan kadang-kadang bahkan
kewalahan dengan badai informasi. Dengan komputer dirancanglah jaringan online yang telah menjadi sebagai bagian
dari kehidupan sehari-hari. Pesatnya
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi (information and communication
technology / ICT) selama dekade
terakhir membawa tren baru di dunia industri komunikasi yakni hadirnya beragam
media yang menggabungkan teknologi komunikasi baru dan teknologi komunikasi
massa tradisional. Pada dataran praktis maupun teoritis, fenomena yang sering
disebut sebagai konvergensi media ini memunculkan beberapa konsekuensi penting.[1]
Di ranah praktis, konvergen media[2]
bukan saja memperkaya informasi yang disajikan, melainkan juga memberi pilihan
kepada khalayak untuk memilih informasi yang sesuai dengan selera mereka. Tidak
kalah serius, konvergensi media memberikan kesempatan baru yang radikal dalam
penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik
yang bersifat visual, audio, data dan sebagainya.
Fenomena jurnalisme online
sekarang ini menjadi contoh menarik. Khalayak pengakses media konvergen alias
”pembaca” tinggal meng-click informasi yang diinginkan di komputer yang
sudah dilengkapi dengan aplikasi internet untuk mengetahui informasi yang
dikehendaki dan sejenak kemudian informasi itupun muncul. Aplikasi teknologi
komunikasi terbukti mampu mempercepat jalur pengiriman informasi media kepada
khalayaknya. Di sisi lain, jurnalisme
online juga memungkinkan wartawan untuk terus-menerus meng-up date
informasi yang mereka tampilkan seiring dengan temuan-temuan baru di lapangan.
Dalam konteks ini, konsekuensi lanjutnya adalah berkurangnya fungsi
editor dari sebuah lembaga pers karena wartawan relatif mempunyai kebebasan
untuk segera meng-up load informasi baru tanpa terkendala lagi oleh
mekanisme kerja lembaga pers konvensional yang relatif panjang. Dibalik
kemudahan dan kecepatan mekanisme publikasi media online, Al-Qur’an memiliki pandangan yang dijelaskan dalam (Q.S Al-Hujurat /49: 6).
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä bÎ) óOä.uä!%y` 7,Å$sù :*t6t^Î/ (#þqãY¨t6tGsù br& (#qç7ÅÁè? $JBöqs% 7's#»ygpg¿2
(#qßsÎ6óÁçGsù 4n?tã $tB óOçFù=yèsù tûüÏBÏ»tR ÇÏÈ
Terjemahannya :
“Hai orang-orang yang
beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu”. (Q.S Al-Hujurat /49: 6).[3]
Dalam penggalan ayat
ini, terdapat kalimat “maka periksalah dengan teliti”. Ayat ini menganjurkan untuk selalu melakukan pemeriksaan ulang terhadap
suatu berita. Tentunya, secara tidak langsung ayat ini menganjurkan kepada para
wartawan media online untuk selalu
tepat dan teliti dalam menyampaikan berita dibalik tuntutan media online yang harus diperbaharui secara
cepat. Musibah dalam hal ini biasa saja berupa fitnah, kepanikan dan
pembohongan publik.
Secara teoritik,
dengan munculnya konvergensi media maka sejumlah pengertian mendasar tentang komunikasi massa
tradisional sepertinya akan mulai bergeser. Konvergensi menimbulkan perubahan
signifikan dalam ciri-ciri komunikasi massa tradisional atau konvensional.
Media konvergen memadukan ciri-ciri komunikasi massa dan komunikasi
antarpribadi dalam satu media sekaligus. Karenanya, terjadi apa yang disebut sebagai
demasifikasi (demasssification), yakni kondisi dimana ciri utama media
massa yang menyebarkan informasi secara pasif menjadi lenyap.
Arus informasi yang berlangsung menjadi makin
personal, karena tiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih informasi yang
mereka butuhkan. Dalam konteks yang lebih luas, konvergensi media sesungguhnya
bukan saja memperlihatkan perkembangan teknologi yang kian cepat.
Konvergensi mengubah
hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup dan khalayak.
Singkatnya, konvergensi mengubah pola-pola hubungan produksi dan konsumsi, yang
penggunaannya berdampak serius pada berbagai bidang seperti ekonomi, politik,
pendidikan, dan kebudayaan. Dalam bidang ekonomi, Kini para pengguna akrab dengan aktivitas bisnis baik
perdagangan maupun perbankan yang kenal dengan sebutan e-commerce dan e-banking.
Di sektor pemerintahan saat ini telah dikenal
istilah e-government, dalam bidang
politik. Negara Amerika Serikat telah menggunakan teknologi internet sebagai media
pemilihan Presiden. Dalam dunia pendidikan, kini dikenal pembelajaran jarak
jauh melalui internet atau e-learning
dan yang paling baru adalah munculnya metode belajar menggunakan teknologi
Ponsel atau lebih dikenal dengan mobile
learning (M-Learning).
Bahkan dunia seni pun tak luput dari sentuhan
teknologi informasi dimana kalangan pekerja seni dapat memperkenalkan karyanya
ke dunia internasional tanpa tersekat oleh batas-batas teritorial. Dan di negara maju
seperti Amerika terdapat tren menurunnya pelanggan media cetak dan naiknya
pelanggan internet.
Untuk negara maju
seperti Amerika Serikat, Media online
bukan lagi hal yang asing. Saat
ini, 76 persen penduduk AS sudah tersambung ke Internet. Tidak menutup
kemungkinan, 76 persen penduduk Amerika tersebut menggunakan media online sebagai sumber informasi primer
dan cenderung mulai meninggalkan media konvensional.[4]
Tentunya efektifitas
media online sebagai sumber penyedia
informasi di AS tidak bisa diragukan lagi. Perubahan perilaku pembaca di AS
yang lebih memilih menghabiskan waktu di dunia maya mengakibatkan sejumlah
media cetak disana mengalami penurunan pelanggan dan terancam “gulung tikar”.
Setelah majalah Times, salah satu
media terbesar di AS The Boston Globe mengalami penurunan oplah sekitar 14 persen. Mereka
juga harus menghadapi penurunan pendapatan iklan karena pemasang iklan beralih
ke Internet.
Pada saat yang sama, mereka juga ditekan
oleh biaya produksi yang tinggi karena harga bahan baku koran semakin mahal. Merosotnya sirkulasi dan pendapatan dari iklan
juga memaksa Tribune Co memPHK 61
orang dari 205 tim berita, The Baltimore
Sun. Chicago Tribune juga memberhentikan 53 karyawan ruang redaksi.[5]
Menurunnya
penggunaan media cetak kemudian makin diperparah oleh munculnya tren blog. Blog dimulai sejak 1994 oleh
Brad Fitzpatrick. Walaupun kemunculan Blog tahun 1994, Tren Blog baru terasa
digemari pengguna internet sekitar tahun 2004. Wikipedia ensiklopedia, mencatat bahwa Weblog atau
singkatnya blog adalah aplikasi web yang
memuat secara periodik tulisan-tulisan (posting)
pada sebuah halaman situs Internet (webpage)
umum. Posting-posting tersebut seringkali dimuat dalam urutan aktualitas
posting secara terbalik, meskipun tidak selamanya demikian. Situs web semacam itu
biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan
tujuan dari si pengguna blog tersebut.
Media Blog pertama kali di populerkan oleh
Blogger.com (http://www.blogger.com).
Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat terpakai secara
bebas (open source), sehingga
pengembangannya mudah dilakukan oleh para blogger. Wikipedia juga mencatat,
blog sejauh ini mempunyai fungsi yang sangat beragam, dari sebuah catatan
harian sampai dengan media publikasi dalam sebuah kampanye politik,
program-program media dan korporasi.[6]
Pada dasarnya, fungsi sebuah blog memiliki
kesamaan dengan sebuah situs pribadi. Letak perbedaannya, blog sifatnya lebih
interaktif karena orang yang membuka blog tersebut bisa meninggalkan komentar
terhadap tulisan atau posting dalam blog tersebut. Blog lebih menyerupai buku
diari dimana seseorang bisa menyimpan catatan, gambar, kalender pribadi, dan
sebagainya secara online dan
senantiasa dimutakhirkan atau di perbarui.[7]
Sebagian blog dikelola oleh seorang penulis
tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis. Banyak juga weblog
yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, yang dapat
memperkenankan mereka untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang
dipublikasikan. Namun demikian, ada juga yang yang sebaliknya atau yang
bersifat non-interaktif.
Sejak 2004 blog semakin fenomenal, karena fungsinya semakin kental dengan
konsep jurnalisme Internet. Semakin banyak pengelola blog menerapkan gaya
penulisan wartawan, dan tentunya mengikuti kaidah 5W+H (What, Why, When, Where,
Who, dan How).
Mereka pun menyajikan sumber-sumber berita yang akurat dengan menyebutkan
asal-usul informasi yang mereka kutip kembali. Bahkan, semakin banyak politisi,
sastrawan, dan kalangan profesional memanfaatkan blog untuk menuangkan gagasan.
Tidak sedikit pula wartawan yang memiliki blog, sehingga mereka dapat
menyuarakan opininya lantaran secara profesional di lembaga media massa mereka
tidak dimungkinkan beropini langsung.
Oleh karena itu pula, kian banyak blog yang dimiliki kalangan profesional
yang tinggi kredibilitasnya karena menyajikan informasi secara aktual, akurat
dan lengkap, sehingga menjadi referensi umum, termasuk bagi wartawan dalam
membuat berita. Fenomena ini kemudian akrab disebut dengan istilah Citizen Jurnalisme. Di Indonesia, fenomena media online lahir pada saat jatuhnya pemerintahan Suharto
di tahun 1998, dimana alternatif media dan breaking
news menjadi komoditi yang dicari banyak pembaca.
Dalam situsi seperti itulah kemudian muncul ide
untuk membentuk detikcom yang
update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian,
mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom
adalah breaking news. Dengan bertumpu
pada tampilan apa adanya detikcom muncul
sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan pengguna internet
Indonesia.
Detikcom (www.detik.com) dapat dikatakan merupakan media online Indonesia yang pertama yang di
kelola secara serius. Tidak heran karena pendirinya kebanyakan dari media,
Budiono Darsono (mantan wartawan DeTik), Yayan Sopyan (mantan
wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugraha.
Server detikcom sebetulnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun
mulai online dengan sajian lengkap
pada 9 Juli 1998. Jadi tanggal 9 Juli ditetapkan sebagai hari lahir detikcom.
Masa
awal detikcom lebih banyak terfokus pada berita politik, ekonomi,
dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi
mulai membaik, detikcom memutuskan
untuk juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga.
Sampai sekarang, media online hasil konvergensi dari media
konvensional terus tumbuh dan jumlahnya semakin tak terhitung. Setelah
detikcom, muncul media online lainnya
yang awalnya hanya beredar dalam bentuk atau versi cetak. Seperti Kompas Cyber
Media (www.kompas.com), media Indonesia
(www.media-indonesia.com), Fajar online (www.fajar.co.id),
Okezone (www.okezone.com), dan Tribun Timur (www.tribun-timur.com). Saat ini
hampir seluruh media massa menggunakan jaringan internet untuk mengakses data
pemberitaan secara online, termasuk
membuka edisi online, seperti radio online, majalah online, TV online, dan
sebagainya.[8]
Selain itu, masih banyak lagi situs-situs
media online yang dikelola secara
personal melalui beragam penyedia layanan blog yakni blogger (www.blogger.com),
dan wordpress (www.wordpress.com). Munculnya puluhan bahkan ratusan media
berbasis dotcom membuktikan bahwa fenomena yang dialami di berbagai media cetak
di Amerika mulai menular ke berbagai media di Indonesia. Kekhawatiran akan
matinya media cetak memaksa sebagian besar media cetak seperti yang tertulis
sebelumnya membuat penyesuaian dengan memunculkan versi online. Dua tahun lalu, dalam Seminar Nasional Aliansi Jurnalis
Independen (AJI) Rabu 27 November 2008, di Sanur Beach Hotel, Denpasar, Bali,
salah satu pembicara menegaskan bahwa media wajib konvergensi ke media online. Dia (Nukman Luthfie) mengatakan
“Hanya soal waktu saja perilaku mengkonsumsi media di Indonesia berubah
signifikan”.[9]
Namun,
kemunculan media online tidak serta
merta dikambing hitamkan sebagai sebab bangkrutnya media cetak. Keunggulan
media cetak terletak pada wujudnya yang nyata. Selain itu, sifat beritanya
lebih komprehensif. Jika media online menampilkan perkembangan
terbaru dari berita, tetapi kadang sering kehilangan konteks berita, versi
cetak menunjukkan liputan yang diketahui konteks, akurasi, dan kelengkapan
narasumbernya. Kedua media tentu dapat saling melengkapi satu sama lain, bahkan
dalam soal iklan sekalipun.[10]
Data
pengguna internet dari Internet World
Stats (www.internetworldstats.com), Indonesia menduduki peringkat ke 5
sebagai pengguna internet tertinggi tahun 2009 di kawasan Asia. Peringkat
pertama dipegang oleh China (384.0 Juta Pengguna), disusul Jepang (96.0 juta),
India (81,0 juta), Korea Selatan (37.5 juta) dan Indonesia (30.0 juta).[11] Dari data di atas, muncul pertanyaan, dengan sekitar 30 juta
pengguna internet di seluruh Indonesia, bagaimanakah tanggapan masyarakat
mengenai media-media online konvergen
yang muncul sebagai salah satu sumber informasi? Untuk itu, penelitian ini mengambil
sampel media online Fajar sebagai salah satu media online di kawasan timur Indonesia
khususnya di Makassar.
Menarik
untuk diteliti, mengingat ditengah gempuran arus informasi, sebagian masyarakat
di Indonesia khususnya Makassar masih buta dengan teknologi internet, masih ada saja orang
yang menanyakan apa itu internet. Walaupun demikian, tidak bisa dipungkiri
bahwa media online Fajar memiliki jumlah
pembaca yang banyak. Hal itu tidak terlepas dari manajemen dan keseriusan
redaksi Fajar untuk mengelola situs tersebut.
Update informasi yang rutin menjadi nilai
plus di mata masyarakat Makassar. Contohnya saja pemberitaan pertandingan
sepakbola yang dilakoni PSM. Setiap peristiwa penting dari turnamen itu akan
selalu di update oleh bagian PO[12] dalam
bentuk berita flash[13]. Berita
yang sifatnya flash tentunya sangat diminati oleh penggemar PSM yang tidak
sempat menonton secara langsung di lapangan atau TV. Cukup membuka komputer,
laptop, atau handphone yang memiliki akses internet, pengguna sudah bisa
melihat perkembangan terbaru dari sebuah pertandingan olah raga sampai pada
berita kemacetan lalu lintas.
Selain
update berita yang rutin, Fajar online tentunya masih memiliki nilai lebih
dibandingkan media online kompetitor
sejenis yang ada di Makassar. Redaksi Fajar sadar bahwa bisnis media online bukan sesuatu yang bisa
disepelekan atau dipandang sebelah mata. Sangatlah penting mendirikan,
membangun dan mengembangkan media online, mengingat media online adalah tren baru dunia.
Masyarakat di Amerika sudah mulai membaca koran lewat perangkat iPad.[14] Bukan
tidak mungkin, suatu saat nanti
masyarakat dunia secara global akan berganti menggunakan media online dan perlahan-lahan meninggalkan
media konvensional.
Redaksi
Fajar memiliki strategi dalam menghadapi masalah konvergen. Mereka berpendapat
bahwa media online tidak akan
mematikan media cetak. Untuk itu, Fajar memiliki cara sendiri yakni dengan
memanfaatkan citizen jurnalism. Grup
Facebook Fajar merupakan salah satu media para Citizen jurnalism menyampaikan berita. Setiap anggota dari grup
tersebut memiliki kesempatan terbuka dan kapan saja untuk memberikan sumbangsih
berita dan informasi untuk selanjutnya di muat di Fajar Online. Berita dari anggota yang dimuat di media online esoknya juga diterbitkan di media
cetaknya. Secara tidak langsung, Fajar telah membangun image yang baik sebagai media yang dekat dengan pembaca dan
memperhatikan keinginan pembaca.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi adalah salah satu Fakultas yang ada di
Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin Makassar yang mempunyai
mahasiswa sekitar 500 orang dengan jurusan yang berbeda. FDK juga
memiliki beberapa jurusan yaitu; Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Jurusan
Bimibingan Penyuluhan Islam (BPI), Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Konsentrasi Kesejahteraan Sosial (KesSos), Jurusan Manajemen Dakwah (MD) dan Jurusan Jurnalistik.
FDK juga memiliki fasilitas
yang dapat menunjang keberhasilan program studi diantaranya; Gedung
Kuliah yang memadai, Perpustakaan, Laboratorium, Studio
Radio, Studio TV, Studio
Fotografer dan jaringan internet yang
bagus. sehingga memudahkan mahasiswa untuk menggali informasi dari dunia
maya.
Dengan
adanya jurusan jurnalistik di FDK, maka mahasiswa dalam menyelesaikan strata-1,
memerlukan berbagai referensi. Dengan adanya media online akan mempermudah mahasiswa menggali dan memperoleh berbagai referensi dan informasi yang
bersumber dari dunia maya. Hal ini ditandai dengan banyaknya mahasiswa FDK
menggunakan akses Internet melalui Wifi Fakultas itu sendiri. Hal lain pun
terlihat, dimana mahasiswa FDK memadati Warung Internet atau lebih dikenal
dengan istilah Warnet.
Lahirnya
Warnet mahasiswa FDK akan lebih mudah dan leluasa menggali berbagai informasi
dari dunia maya. Kini mahasiswa FDK dengan sangat mudah mengakses jejaring
sosial seperti Facebook, Twitter, Blogspot, dan lain sebagainya. Akan tetapi
jejaring sosial tersebut belum cukup akurat dalam membantu mahasiswa FDK
menggali seluruh informasi dari dunia maya.
Seiring perkembangan IPTEK, perusahaan
Harian Fajar yang awalnya hanya media cetak kini dapat mengembangkan media
dengan sistem online. Dengan adanya
media online, mahasiswa FDK ruang
aksesnya akan lebih luas dalam mendapatkan informasi di dunia maya yang lebih
akurat, karena media online menyediakan
berbagai berita dan informasi, yang mana media online Fajar disertai animasi dan gambar yang dapat membuat mahasiswa
FDK lebih tertarik menggunakan media online
daripada media cetak.
Merujuk pada uraian diatas, maka
penulis tertarik untuk membahas dalam skripsi dengan mengangkat sebuah judul
:
“Efektifitas Media
Online Harian Fajar Sebagai Sumber Informasi Bagi Mahasiswa FDK UIN Alauddin”.
|
B. Rumusan Masalah
|
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi perhatian
dalam penelitian ini adlah sebagai berikut:;
1.
Bagaimana minat mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi dalam menggunakan
fasilitas internet?
2.
Sejauh mana
efektifitas media online Harian Fajar
sebagai sumber informasi bagi mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan
untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran tentang :
a.
Untuk mengetahui
minat mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi dalam menggunakan fasilitas
internet.
b.
Untuk mengetahui efektifitas media online
Harian Fajar sebagai sumber informasi bagi mahasiswa.
D.
Manfaat penelitian
Dalam
melaksanakan penelitian selalu dibarengi dengan manfaat penelitian, demikian
pula dalam penyusunan skripsi ini. Manfaat yang diharapkan dalam penlitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai bahan referensi dan memperkaya pengembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang jurnalistik.
b.
Bahan masukan bagi
perusahaan media khususnya Fajar, untuk meningkatkan pengelolaan Fajar.com
sebagai salah satu portal berita di kawasan timur Indonesia.
E.
Kerangka Konseptual
Ada tiga variabel dalam penelitian ini.
Pertama, efektifitas, Kedua, media online
Harian Fajar sebagai sumber informasi, tiga mahasiswa FDK UIN Alauddin
.
Dari skema
diatas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sebagai pembaca
media online Harian Fajar dan untuk memperoleh informasi dari media online,
mahasiswa harus memiliki perangkat
keras yang terhubung ke internet seperti Laptop/PC dan Handphone. Media online hanya dapat dinikmati jika
memiliki perangkat yang terhubung ke internet, hal ini masih menjadi kendala
karena tidak semua mahasiswa yang memiliki perangkat komunikasi bisa terhubung
ke internet.
Adapun kelebihan Media Online:
1.
Kecepatan
akses ke berita yang dikehendaki atau diinginkan dengan media online akan lebih cepat karena di susun
dalam kategori berita.
2.
Update
berita secara real time membuat media online
lebih cepat menyampaikan berita tanpa menunggu proses redaksi yang panjang.
Disisi lain, berita yang dihasilkan tidak akan lengkap dan terkesan dangkal.
F.
Ruang Lingkup Penelitian dan Pengertian Judul
Untuk
memberikan ruang pemaknaan yang lebih rinci dan tidak memunculkan multi interperestasi pembaca terhadap judul serta
kerancuan yang mengarah pada penafsiran ganda. Peneliti memberikan batasan
defenisi judul yang merupakan penjabaran dari isi yang di sederhanakan dalam
bentuk defenisi operasional dan ruang lingkup penelitian yang penulis kemukakan
dalam draft skripsi ini.
“Efektifitas Media
Online Harian Fajar Sebagai Sumber Informasi Bagi Mahasiswa FDK UIN Alauddin”.
1.
Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana
makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. Yang dimaksud efektifitas dalam penelitian ini adalah seberapa jauh
pencapaian target media
online Harian Fajar sebagai sumber informasi bagi mahasiswa FDK UIN Alauddin.
2. Media online berasal dari bahasa latin Medius yang
secara harfiyah berarti “tengah”, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab,
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Sementara Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zein menuliskan bahwa media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiyah berarti perantara
atau pengantar, sedangkan online diartikan
sebagai keadaan suatu alat dalam keadaan hidup atau sedang menyala dan
tersambung ke suatu alat lainnya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa media online merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan dalam keadaan hidup atau sedang menyala dan tersambung ke
suatu alat lainnya..
3. Harian Fajar adalah suatu perusahaan media
massa yang terdiri dari dua versi yakni versi cetak dan versi online dengan wilayah edar meliputi dua
provinsi utama di Sulawesi yaitu Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
4. Sumber informasi adalah
data
yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata,
berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan, yang dimaksud sumber informasi dalam penelitian ini
adalah Harian Fajar Online sebagai salah satu media massa yang menyediakan
berbagai informasi, termasuk didalamnya berita, opini dan iklan.
G.
Kajian
Pustaka
Sejauh
ini, penelitian yang berhubungan dengan internet atau world wide web telah
banyak menggunakan teori-teori komunikasi massa. Seperti yang dipaparkan dalam
buku Teori Komunikasi oleh Werner J. Severin dan James W. Tankard. Dijelaskan tentang
beberapa teori Komunikasi yang diterapkan dalam penelitian yang berhubungan
dengan media Online (Teori Agenda Setting dan Teori Manfaat dan Gratifikasi.
Teori
Agenda Setting telah digunakan Myung-ho Yoon, seorang mahasiswa pascasarjana di
University of texas. Yoon ingin melihat apakah pemanfaatan situs-situs koran
korea oleh mahasiswa University of Texas mempengaruhi pemikiran mereka tentang
isu-isu ekonomi terpenting di Korea. Para mahasiswa korea diberi pertanyaan
dalam sebuah survey melalui telepon tentang apa isu paling penting yang sedang
dihadapi ekonomi Korea menurut mereka.
Selain
itu, Yoon juga memperdalam cakupan penelitiannya dengan melakukan analisis isi
terhadap bidang ekonomi/bisnis tiga Koran Korea terbesar di web. Dia
mengkategorikan setiap berita utama bidang ekonomi/bisnis menjadi stau diantara
sembilan isu yang teridentifikasi dalam survey via telepon[15].
Teori
yang memiliki keterkaitan dalam penelitian ini adalah teori Manfaat dan
Gratifikasi. Dalam teori ini, dijelaskan tentang bagaimana dan untuk apa media
online di akses, Apakah media online memiliki audiens atau tidak. Penelitian
tentang teori manfaat dan Gratifikasi pernah dilakukan oleh Chang. Dia mengirim
kuesioner lewat e-mail kepada para mahasiswa menanyakan tentang tiga kategori
alasan mengunjungi situs-situs online yakni Sifat media, situasi paparan dan
daya akses/jangkau.
Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa Sifat media, yaitu Kesiapan (mengetahui dengan
Segera) dan Stabilitas (mendapatkan berita kapan saja mereka inginkan) adalah
yang paling penting bagi pengguna situs-situs berita online. Untuk mempelajari
sesuatu adalah alasan terpenting dalam kategori situasi paparan. Dalam hal daya
akses, Ekonomis dan factor kesenangan merupakan alasan yang dianggap penting dalam
pengaksesan situs berita online.
H.
Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada metode kuantitatif. Dalam
penelitian ini metode riset yang digunakan adalah metode survei deksriptif.
Jenis survei deskriptif digunakan untuk menggambarkan
populasi yang sedang diteliti. Fokus riset ini adalah perilaku yang sedang
terjadi dan terdiri dari data
variabel. Dengan metode ini peneliti dapat mengumpulakan data – data yang
diperlukan. Penyebaran ini akan dilakukan pada mahasiswa FDK UIN Alauddin,
untuk mengetahui efektifitas media online
Harian Fajar sebagai sumber
infomasi bagi mahasiswa FDK UIN Alauddin.
1. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis penelitian deskriptif
kuantitatif yaitu hanya memaparkan situasi atau
peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh informasi mengenai efektifitas media online harian Fajar
sebagai sumber infomasi bagi mahasiswa FDK UIN Alauddin.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi
penelitian ini merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang
dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap
hidup, dan sebagainya objek – objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
Adapun
populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Alauddin yang terdiri 6 jurusan yaitu Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Jurusan Bimibingan Penyuluhan Islam
(BPI), Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
(PMI), Konsentrasi Kesejahteraan Sosial (KesSos), Jurusan Manajemen Dakwah (MD) dan Jurusan Jurnalistik, dengan rata- rata tiap jurusan 50 orang, dan
populasi dalam penelitian ini berjumlah 500 mahasiswa.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi
yang dianggap mewakili karakteristik penelitian. Pengambilan sampel
harus dilakukan sedekimian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar –
benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi
yang sebenarnya.
Berdasarkan jumlah dan sifat
populasi dalam penelitian ini ukuran sampel yang akan di ambil dalam penelitian
ini yaitu sampel acak kelas (cluter
random sampling). Hal ini dilakukan karena hanya sebagian besar mahasiswa
Fakultas Dakwah dan komunikasi mempunyai alat pengakses internet dan mahasiswa
juga tidak sistematis menggunakan Wifi, dari sekian mahasiswa yang online hanya sebagian besar yang mencari
berita atau informasi. Dengan menggunakan teknik cluter random sampling maka akan terpilih 50 mahasiswa yang
mempunyai alat pengakses internet dan memanfaatkan fasilitas Wifi yang
disediakan oleh Fakultas dakwah dan Komunikasi. Semua mahasiswa pengguna
internet yang terpilih akan dijadikan sampel atau responden dalam penelitian
ini.
Adapun cara pengambilan sampel yang
peneliti lakukan dengan menggunakan rumus Slovin
sebagai berikut :
Keterangan : = Ukuran/Besarnya sampel
= Ukuran/Besarnya
populasi
= kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir,
misalnya 2% kemudian dkuadratkan. Batas kesalahan pada setiap populasi tidak
sama ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5% atau 10%.
Pada
penelitian ini peneliti menggunakan batas kesalahan yang ditolerir 10%.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data – data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder.
a.
Data
Primer
Data
primer merupakan informasi yang diperoleh dari responden melalui kuesioner yang
dibagikan. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden,
yang tujuannya adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah
dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang
tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Data primer
menerangkan sejauh mana efektifitas media online
Harian Fajar sebagai sumber
infomasi bagi mahasiswa FDK UIN Alauddin.
b.
Data
Sekunder
Data sekunder adalah data penunjang
penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber untuk melengkapi penelitian.
Data sekunder diperoleh dalam bentuk sudah jadi (tersedia) melalui publikasi
dan informasi yang dikeluarkan berbagai organisasi atau perusahaan.
Penelitian kepustakaan
dengan mengamati dan meneliti buku yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti untuk mendapatkan teori – teori yang diperlukan agar dapat melengkapi
data dalam penelitian.
Untuk pengumpulan data pada penelitian ini,
penulis meneliti mahasiswa pengguna internet yang ada di Fakultas Dakwah
dan Komunikasi.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian mempunyai
peranan yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai suatu
penelitian, dalam arti bahwa berhasil tidaknya suatu penelitian yang dilakukan
itu tergantung dari bentuk instrumen yang dilakukan.
Adapun instrumen penelitian yang
digunakan sesuai dengan metode pengumpulan data :
1. Observasi adalah suatu instrumen
penelitian yang digunakan oleh penulis dengan jalan turun langsung ke lapangan
mengamati objek secara langsung guna mendapatkan data yang lebih jelas. Dalam
pelaksanaan observasi ini penulis menggunakan alat bantu untuk memperlancar
observasi di lapangan yaitu buku catatan sehingga seluruh data-data yang
diperoleh di lapangan melalui observasi ini dapat langsung dicatat.
2. Interview atau wawancara adalah salah
satu tehnik untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini yang telah
dipersiapkan sebelum turun ke lapangan sehingga data yang diperoleh dapat
dipertanggung jawabkan. Wawancara ini ditujukan kepada mahasiswa pengguna internet yang ada di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehungga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data. Metode yang digunakan adalah metode survei
dengan pendekatan kuantitatif, yang artinya setiap data yang terhimpun dan
tersusun secara sistematis, untuk kemudian dipelajari dan dianalisa secara deskriptif.
Analisis deskriptif digunakan untuk
menggambarkan (mendeskrisikan) populasi yang sedang
diteliti. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang diamati
agar bermakna dan komunikatif.
Tahapan pengolahan data dalam
penelitian ini dimulai dari perhitungan data – data yang diperoleh melalui
kuesioner kemudian mengelompokkan dan mengelolahnya. Dalam membuat pernyataan
kuesioner digunakan metode skala likert, dengan
metode tersebut pengkode kuesioner dapat menghitung skor total.
Dalam pengolahan data peneliti
menggunakan indeks skala likert pada
setiap pernyataan menjadi sangat setuju diberi nilai 5, setuju 4, netral 3,
tidak setuju 2, sangat setuju 1.
Adapun dalam perhitungan jumlah skor
dapat digunakan sebagai berikut :
Skor
tertinggi (untuk jawaban sangat setuju) :
5 X 53 = 265
Skor
terendah (untuk jawaban sangat tidak setuju) :
1 X 53 = 53
Setelah
diketahui angka – angka tersebut selanjutnya dicari jarak antar kelas, yaitu :
sangat efektif, efektif dan tidak efektif, yakni :
Kemudian peneliti membagi selisih
nilai tersebut menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Tidak
efektif, apabila jawaban memiliki 53 sampai 124
2. Efektif,
apabila jawaban memiliki nilai 125 sampai 196
3. Sangat
efektif, apabila memiliki nilai 197 sampai 265
5. Teknik Penyajian Data
Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam
penyajian data adalah prinsip dan cara penyajian data. Prinsip dan cara
penyajian data adalah relevansi dan kesederhanaan. Relevansi data adalah bahwa
data yang disajikan adalah data yang berkaitan langsung dengan pokok
permasalahan penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan kesederhanaan adalah
penyajian data dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca untuk
memahaminya.
Oleh karena itu peneliti akan menyajikan data dalam bentuk
uraian deskriptif, yaitu :
1. Bentuk tabel, yang terdiri atas kolom dan baris guna
memaparkan distribusi frekuensi dan presentase efektifitas media online Harian
Fajar sebagai sumber informasi bagi mahasiswa FDK UIN Alauddin.
2. Bentuk grafik, yang terdiri dari value X dan value Y
yang dilengkapi dengan agenda dan judul guna memaparkan distribusi frekuensi
dan presentase efektifitas media online Harian Fajar sebagai sumber informasi
bagi mahasiswa FDK UIN Alauddin.
I.
Garis-Garis Besar Isi
Pembahasan skripsi ini, secara rinci akan diuraikan berdasarkan garis besar dan
disajikan ke dalam lima bab yakni :
a)
Pada bab pertama,
yaitu bab pendahuluan, dalam bab ini akan dijelaskan secara rinci pokok pikiran
yang melatar belakangi timbulnya suatu masalah, pengertian judul, tujuan dan
kegunaan penelitian dan garis – garis besar dari isi skripsi ini.
b)
Bab kedua, yaitu
kajian pustaka, pada bab ini akan dibahas mengenai bagaimana Posisi media
online Media Fajar sebagai salah satu
sumber informasi bagit Mahasiswa.
c)
Bab tiga, akan dikemukakan
secara rinci tentang metode penelitian dari tipe penelitian, teknik pengumpulan
data, dan bagaimana teknik analisis data.
d)
Pada bab empat,
berupa hasil penelitian tingkat efektifitas media online Fajar serta intensitas penggunaannya oleh Mahasiswa.
e)
Bab lima, adalah
penutup yang merumuskan isi pokok dan kandungan dalam sebuah kesimpulan
skripsi, implikasi dari penelitian dan saran–saran yang terjabarkan pula
didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Rineka Cipta, Bandung, 2002.
Arikunto, S. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara,
Jakarta, 2009.
Arsyad, A. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2010.
Bungin, Burhan. PORNOMEDIA, Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika,
& Perayaan Seks di Media Massa, Kencana, Jakarta, 2005.
Cangara,
Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Danfar. Pengertian Efektifitas, (Online).
Tersedia: http//danfar blog.com. 11 November 2011.
Darmawan, S. Studi Komparasi Penggunaan Media Animasi
Dengan Media Mock Up Tehadap Hasil Belajar Gambar Teknik. Skripsi, 2010.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakart
Effendy, Onong
Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Gassing, Kadir & Wahyudin Halim, “Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Makalah, Skripsi, Tesis, dan Desertasi,” Alauddin Press, Makassar, 2009.
Haryanto, 135
Situs populer, ANDY, Yogyakarta, 2004.
Kompas, “Media 'Online' Tak Akan Gantikan Cetak.” http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/26/12454358/Media.Online.Tak.Akan.Gantikan.Cetak-3 (18 Juni 2010).
Kriyantono, Rahmat. TEKNIK PRAKTIS RISET KOMUNIKASI Disertai Contoh Praktis Riset Media,
Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Kencana,
Jakarta, 2007.
Luthfie, Nukman. “Media Cetak Wajib
Konvergensi ke Internet”.
http://virtual.co.id/blog/online-behavior/media-cetak-wajib-konvergensi-ke-internet/
(May 5, 2009).
Mulyana, Deddy.
2002. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar.
PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Rudiman. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008.
Severin, Werner J & James W. Tankard, Jr, “Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan
Terapan di dalam Media Massa” Kencana, Jakarta, 2008.
Tankard, W. Janes-Severin, Werner J. 2005. Teori Komunikasi, Sejarah, Metode, dan
Terapan Di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana.
Tech Terms Computer Dictionary, “Definition Online.” Situs Resmi Tech
Term Computer Dictionary. http://www.techterms.com/definition/online (18 Juni 2010).
Wikipedia Berbahasa Indonesia, Sejarah Internet Indonesia/media online,
(11 April 2010).
Zulkifli.
Psikologi Perkembangan. Rosdakarya, Bandung,1992.
[1]Anang
Hermawan, 31 Januari, 2009 Konvergensi Media,
Televisi Digital dan Masa Depan Televisi Komunitas,
http://abunavis.wordpress.com/konvergensi-media-televisi-digital-dan-masa-depan-televisi-komunitas/
[2]Konvergensi Media : Bergabungnya
atau terkombinasinya berbagai jenis media, yang sebelumnya dianggap terpisah
dan berbeda (misalnya, komputer, televisi, radio, dan suratkabar), ke dalam
sebuah media tunggal.
[3]Departemen Agama RI, Al-qur’an
dan terjemahannya (Semarang: CV. Toha Putra,1989). H 495
[4]Virtual Blog Consulting, Selasa,
5 mei 2009, Media Cetak Wajib Konvergensi
ke Internet,http://virtual.co.id/blog/online-behavior/media-cetak-konvergensi-ke-internet/
[5] Virtual Blog Consulting, Selasa,
5 mei 2009, Media Cetak Wajib Konvergensi
ke Internet, http://virtual.co.id/blog/online-behavior/media-cetak-wajib-konvergensi-ke-internet/
[7] Qadir Gassing & Wahyudin Halim, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Makalah, Skripsi, dan Tesis (Makassar : alauddin Press, 2009), h. 75.
[8] Bungin Burhan, Pornomedia Sosiologi media, Konstruksi
Sosial Teknologi Telematika, & Perayaan Seks di Media Massa (Cet. 1;
Jakarta: Kencana, 2005) h. 11.
[10] Kompas Cyber
Media, Rabu 26 Mei 2010, 12:45 WIB, Konvergensi
Media : Media 'Online' Tak Akan Gantikan Cetak,http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/26/12454358/
Media.Online.Tak.Akan.Gantikan.Cetak-3
[11] Data Pengguna Internet, Jumat
28 Mei 2010, 12:45 WIB, PenggunaInetrnet : Internet
Wordl Stats,http://www.internetworldstats.com/read/2010/05/26/12454358/
Media.Online.
[12] PO : orang yang bertugas memasukkan berita dari pantauan langsung dari
Televisi atau berita yang diperoleh dari wartawan tribun timur.
[13]
Flash : Berita yang
sifatnya singkat.sistem penulisan inilah yang menjadi ciri utama dari media
online pada umumnya
[15] Werner J. Severin – James W.
Tankard Jr, Communication Theories :
Origins, Methods, & Uses in the Mass Media, Terj. Sugeng Hariyanto, Filsafat Komunikasi : Sejarah, Metode, dan
Terapan di Dalam Media Massa, Edisi Kelima (Jakarta: Kencana, 2008), h.
451.
Oleh : Saifullah
Oleh : Saifullah